Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Menggelar Acara Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU), Dengan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia Di Auditorium Kampus Untirta.
SERANG-Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia di Auditorium Kampus Untirta Sindangsari, Rabu, 14 Mei 2025. Acara ini juga dirangkaikan dengan kuliah umum yang disampaikan langsung oleh Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., dan disambut oleh Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., dan jajaran.
Penandatanganan MoU ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara Untirta dan Kementerian Ketenagakerjaan dalam bidang pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas lulusan Untirta agar siap memasuki dunia kerja dan memenuhi kebutuhan industri nasional.
Rektor Untirta, Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., menyambut baik kerja sama ini dan berharap dapat memberikan manfaat besar bagi mahasiswa dan lulusan Untirta. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah dalam menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing tinggi.
Menurutnya, Untirta merupakan hub dari Kementerian Ketenagakerjaan RI yang siap menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing di kancah internasional. Salah satu implementasi dari hal ini menurutnya adalah dengan adanya Program Pendidikan dan Pelatihan Teknisi Industri Kimia (P3TIK) Untirta.
"Dampak pengayaan ini sangat berharga karena disampaikan langsung oleh Pak Menteri terkait dengan ketenagakerjaan baik di level nasional maupun internasional dan terima kasih atas waktunya Pak Menteri yang sudah menyempatkan diri untuk datang ke Untirta," ujarnya.
Dalam kuliah umum yang diselenggarakan setelah penandatanganan MoU, Menaker menyampaikan materi mengenai tantangan dan peluang ketenagakerjaan di era digital. Mahasiswa Untirta diajak untuk memahami dinamika pasar kerja saat ini dan pentingnya penguasaan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.
'Kita harus menjadi negara maju, Indonesia Emas 2045, sementara dari aspek digital, para pekerja kita masih rendah yakni 19 persen lebih rendah dibanding benchmark kita yang mencapai 60 persen. Bahkan yang 'advance' hanya 6 persen. Jadi, saya ingin berbicara kepada adik-adik semua, kita harus lihat data ini dengan serius. Tantangan yang adik-adik hadapi lebih berat ketimbang waktu saya kuliah 30 tahun lalu. Tantangan semakin berat dan di sinilah adik-adik harus melakukan perencanaan dari sekarang," tegasnya.
"Ini harus jadi konsen termasuk bapak-bapak yang berada di dunia pendidikan. Mismatch atau apa yang diajarkan di perguruan tinggi tetapi tidak sesuai dengan industri harus kita reduksi. Harapannya agar bisa diserap ke dunia industri meskipun tidak semua lulusan harus diarahkan ke dunia industri. Kita punya PR besar apalagi perkembangan IT yang semakin dahsyat," terangnya.
Acara ini merupakan bagian dari upaya Untirta untuk terus menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak guna mendukung pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dan meningkatkan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional. (***)
Tidak ada komentar
Posting Komentar